Friday, December 31, 2004
Gue gak tau apa gue ini tipe yang cengeng atau mudah terbawa euforia. Bencana Tsunami yang terjadi di Aceh, menyebabkan semua saluran TV menyiarkan tentang suasana di Aceh. Gue.....Asli nangis pas meliat korban - korban bencana Tsunami di Aceh itu, meliat betapa seorang ibu yang nangis menjerit - jerit histeris sambil memeluk anaknya yang sudah menjadi mayat, Meliat satu keluarga dengan empat atau lima anaknya naik becak yang penuh barang dimana sang ibu dan semua anak - anaknya menangis menjerit - jerit, meliat seorang kakek menangis yang memeluk mayat cucunya sambil berjalan diantara reruntuhan bangunan, meliat orang - orang menangis mencari keluarganya yang hilang entah kemana........Oh God, nggak deh, nggak, sekarang pun pas ngetik Blog ini, mengulang semua cerita itu, gue sampe merinding naik sampe ke ubun - ubun. Gak sanggup! Gue gak tahan meliat orang - orang itu menangis! Rasanya sedih banget!
Gue juga gak tahan liat rekaman - rekaman amatir tentang detik - detik saat terjadinya bencana Tsunami itu, sebuah keluarga TNI, yang tadinya punya rumah kayak gedong, begitu datang banjir Tsunami, rumah itu lantai satunya habis porak - poranda tak bebentuk, sementara anggota keluarga TNI itu pada nyelametin diri di tingkat dua, betapa mereka pada menangis, dan menyebut nama Allah.
Gue keingat ama kata - kata Aa Gym yang bilang "Jangan sombong" Iya walau pun sekaya - kayanya orang, seberapa tingginya pangkat seseorang, kalo Allah sudah berkehendak, dengan sekali gulung, habis lah semua itu dalam sekejap!!
Waktu kantor gue buka penggalangan dana bantuan Aceh, gue ikut menyumbang, walau sumbangan gue itu tak seberapa. Gue juga ikut menyumbangkan pakaian bekas layak pakai lewat mesjid di dekat rumah gue yang buka posko bantuan untuk Aceh. Temen gue Donna, yang punya Caraka cabang Riau, nyumbang dengan cara ngasih gratis jasa pengiriman bantuan ke Aceh.
Semoga bencana seperti itu gak terjadi lagi. Hari ini tanggal 31 Desember, seharusnya nanti malam akan ada perayaan menyambut Tahun Baru di depan kantor gue, tapi pak Walikota menyerukan untuk membatalkan perayaan itu sehingga panggung - panggung yang sudah hampir selesai dibuat dibongkar lagi. Tahun baru kali ini adalah Tahun Baru kelabu. Tapi semoga harapan - harapan untuk tahun 2005 tidak kelabu juga. Semoga.........